Tuesday, October 23, 2018

Refleksi Filsafat Pendidikan Pertemuan Kedua


Rabu, 19 September 2018
Ningrum Perwitasari (18706261002)
Pendidikan Dasar S3 2018

Refleksi Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua diawali dengan program nolisasi oleh Prof Marsigit, dalam program ini kami diberi pertanyaan yang ternyata jawaban kami selalu salah semua, dan kami mendapat nilai nol. Makna dari program ini adalah bahwa belajar filsafat yang pertama dilakukan adalah mengenolkan hati, mengikhlaskan diri menerima ilmu baru, menyadarkan diri bahwa kita tidak boleh sombong, apa yang kita bisa lakukan belum tentu itu adalah hal yang bisa bermanfaat di hal lain, di atas langit masih ada langit.
Materi pertama adalah mengenai kontradiksi, mengapa harus ada perbedaan di dunia ini. Sebenar-benarnya ilmu, adalah kontradiksi, karena tanpa kontradiksi tidak akan ada diskusi, semua orang menerima satu hal yang sama, tanpa mencari tahu lebih lanjut mengenai hal itu. Itulah makna ilmu, yang ada di perbatasan dua perbedaan. Perbedaan ini akan membuka diskusi untuk menggali lebih dalam sebuah hal, sampai menemukan solusi terbaik dari perbedaan tersebut, apakah salah satu yang benar, atau dua hal berbeda itu saling melengkapi.
Sebenar-benarnya filsafat, adalah adab dan sopan santun. Semua hal di dunia ini ada ilmunya, ada adabnya, ada sopan santunnya. Jadi ketika kita akan melakukan suatu hal, digali dulu ilmu yang mendasarinya, bagaimana adab hal yang akan dilakukan itu, dan bagaimana etika kesopannya, sehingga tidak akan salah langkah atau melenceng dari etika yang berlaku.
Selain itu, filsafat juga menyoal menggali informasi dan referensi. Sebenar-benarnya filsafat adalah membaca, mencari referensi. Ketika akan melakukan sesuatu hal, filsafat memandang kita harus menggali lebih dalam dahulu apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukan suatu hal itu dengan baik didasarkan dari kajian-kajian ilmiah yang telah ada.
Filsafat bisa menjadi berbahaya, ketika dilakukan tidak sesuai ruang dan waktu, tidak pada kondisi yang tepat. Misalnya saja anggapan bahwa belajar filsafat membuat seseorang berubah menjadi atheis, tentu saja ini tidak benar. Filsafat memandang religiusitas di atasnya, ketika seseorang memandang filsafat di atas religiusitas ini yang dimaksud menempatkan filsafat tidak pada tempatnya, tidak menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi dan belum memahami sepenuhnya apa itu filsafat.
Filsafat merupakan sesuatu yang komprehensif, menyeluruh. Filsafat masuk dalam dunia universal, spiritualis di dalam perasaan, iman, hati. Filsafat tidak bisa hanya dilakukan di dalam pikiran saja.

Referensi :
https://powermathematics.blogspot.com/
https://www.uny.ac.id/

No comments:

Post a Comment

Refleksi Filsafat Pendidikan Pertemuan Kelima

Rabu, 17 Oktober 2018 Ningrum Perwitasari (18706261002) Pendidikan Dasar S3 2018 Refleksi Pertemuan Kelima Pertemuan diawali d...