Tuesday, October 23, 2018

Refleksi Filsafat Pendidikan Pertemuan Keempat


Rabu, 3 Oktober 2018
Ningrum Perwitasari (18706261002)
Pendidikan Dasar S3 2018

Refleksi Pertemuan Keempat

Pertemuan ini diawali dengan tes jawab singkat mengenai beberapa hal, seperti mengapa naik, mengapa turun, mengapa jauh, mengapa dekat, mengapa kecil, mengapa besar, mengapa sulit, mengapa mudah, dll yang cukup membuat kami bingung menjawabnya. Lalu dilanjutkan kami memberi pertanyaan apa saja kepada Prof. Marsigit dan pertanyaan itu dijawab serta didiskusikan bersama.
Materi pertemuan ini mengenai makna filsafat. Bahwa filsafat adalah penjelasan yang logis. Bahwa filsafat menguak berbagai hal dengan alasan yang logis untuk menjelaskan hal itu. Pun filsafat ini harus ada pendalaman yang dilakukan, tidak asal menjawab atau terburu-buru menjawab tanpa pendalaman materinya.
Filsafat juga bisa diekstensikan menjadi apa saja, bisa dijelaskan dengan out of box. Semua bisa membangun dunia, manusia? Bisa, manusia membangun dunia bisa dilakukan, sesimpel manusia membangun dunia dari titik filsafat cukup dengan A maka A. Batu bisa membangun rumah? Bukan semata batu sebagai bahan bangunan, misalnya saja sebuah batu saat gempa jatuh menimpa tanah membentuk cekungan, cekungan itulah rumah bagi si batu.
Sementara kemistri dan perbedaan, adalah menyoal cocok dan beda. Semua di dunia ini sifatnya adalah menimpa sifat lain. Kita bisa hidup karena ada oksigen di dalam tubuh kita yang menimpa hemoglobin. Jadi semua benda dan semua hal di dunia ini tetap sifatnya saling menimpa satu sama lain sehingga membuat harmoni.
Filsafat itu bertingkat, ada tingkatan-tingkatannya sendiri. Misalnya saja materi untuk mahasiswa doctoral, tentu saja tidak bisa diberikan pada siswa tingkat Sekolah Dasar (SD). Sebaik-baiknya filsafat adalah yang diterapkan sesuai ruang dan waktu. Ketika filsafat tidak dimanfaatkan sesuai ruang dan waktu, efeknya tidak hanya itu adalah hal yang salah, tetapi juga bisa menimbulkan kematian. Kematian ini bukan dimaksudkan kematian secara harafiah. Misalnya saja seorang siswa tugasnya adalah belajar, ketika siswa tidak melakukan akhirnya nilai ujian akhirnya rendah dan membuat dia tidak naik kelas. Tidak naik kelas ini adalah kematian bagi siswa tersebut.
Ketika filsafat ditempatkan tidak sesuai ruang dan waktu, artinya adalah sebuat mitos. Mitos ini terjadi karena seseorang tidak berpikir, jika berpikir namanya logos. Karena itulah sebaik-baiknya berpikir itu adalah hidup, karena dengan berpikir tandanya kita hidup. Lihat saja bagaimana jika sesoerang tertidur, tentu dia tidak bisa berpikir bukan?

Referensi : 
https://powermathematics.blogspot.com/
https://www.uny.ac.id/


No comments:

Post a Comment

Refleksi Filsafat Pendidikan Pertemuan Kelima

Rabu, 17 Oktober 2018 Ningrum Perwitasari (18706261002) Pendidikan Dasar S3 2018 Refleksi Pertemuan Kelima Pertemuan diawali d...